NALURI MANUSIA
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
“Jika kita membiarkan naluri ini layu, kehidupan selalu
kerdil; jika kita mengumbar naluri ini tanpa kekang, maka kehidupan menjadi
kejam”R. C. Sproul
Tentu! Pernyataan tersebut menggambarkan dua sisi
ekstrem dari hubungan kita dengan naluri atau dorongan bawaan yang kita miliki.
Di satu sisi, jika kita sepenuhnya menekan atau membiarkan naluri ini layu,
kehidupan kita bisa terasa terbatasi dan monoton. Naluri kita—seperti dorongan
untuk berkreasi, mencari tantangan, atau menjalin hubungan yang mendalam—adalah
bagian integral dari pengalaman hidup yang kaya dan penuh warna. Tanpa naluri,
kita mungkin akan merasa terasing atau kehilangan arah.
Namun, jika kita membiarkan naluri ini tanpa
batasan atau kontrol, ada risiko bahwa kita bisa mengarah pada perilaku yang
tidak terpuji atau merugikan, baik untuk diri kita sendiri maupun untuk orang
lain. Naluri yang tidak dikendalikan bisa menjadi destruktif dan menyebabkan
dampak negatif yang meluas, seperti konflik, penderitaan, atau bahkan
kehancuran hubungan sosial.
Dengan kata lain, keseimbangan adalah kunci.
Mengendalikan dan mengarahkan naluri dengan bijak memungkinkan kita untuk
memanfaatkan potensi dan energi yang naluri tawarkan tanpa jatuh ke dalam
jebakan ekstrem. Ini berarti merespons naluri kita dengan kesadaran dan
pertimbangan, memastikan bahwa naluri melayani tujuan positif dan mendukung
pertumbuhan pribadi serta harmoni sosial. Dalam konteks ini, kehidupan menjadi
penuh makna ketika kita dapat menyeimbangkan antara mengekspresikan naluri dan
menjaga agar perilaku kita tetap etis dan konstruktif.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar